Suasana "Sekolah Orang Tua Ar Raihan", Ahad (9/10/2016) Foto: Sabjan Badio. |
Hal tersebut disampaikan Muhammad Jazir dalam acara "Sekolah Orang Tua Ar Raihan" yang digelar Ahad (9/10).
Pada kesempatan itu, Ustadz Jazir mengutip pernyataan Oemar Said Tjokroaminoto. Pahlawan nasional keturunan Bupati Ponorogo tersebut mengilustrasikan, sekelompok domba akan menjadi hebat jika dipimpin oleh singa, karena domba-domba itu akan belajar mengaum.
Lebih lanjut, Ustadz Jazir mengemukakan, saat ini Indonesia krisis kepemimpinan. Hal tersebut terjadi karena keluarga di Indonesia tidak memiliki kesadaran untuk menyiapkan calon pemimpin.
Takmir Masjid Jogokariyan itu menegaskan bahwa seorang pemimpin tidaklah disiapkan oleh sekolah formal, melainkan disiapkan oleh keluraga. Oleh karena itu, menjadi masuk akal jika kita saksikan, para pemimpin dunia biasanya hanya berasal dari keluarga itu-itu saja karena merekalah yang menyiapan keturunannya menjadi pemimpin.
"Di Amerika, pemimpin itu tidak jauh-jauh dari keluarga Bush, Carter, dan Kennedy," Ustadz Jazir mencontohkan. Menurutnya, hal demikian juga terjadi di Indonesia.
Peran Ayah
Untuk melahirkan seorang pemimpin, Jazir berpendapat sang ayahlah yang paling bertanggung jawab. Menurutnya, pemimpin lahir dari keluarga di mana ayah menjadi guru pendidik di keluarganya.
"Siapa yang mendidik Nabi Sulaiman, Nabi Dawud, dan Nabi Yusuf? Ayahnya," tegas Jazir. Kemudian Jazir menambahkan. ketika Allah menyiapkan pemimpin besar, banyak yang figur ayahnya dicabut untuk kemudian dididik langsung oleh Allah.
Oleh karena itu, menurutnya, celakalah bangsa yang membiarkan ayah tidak mendidik secara langsung anaknya dan semata memasrahan pendidikan kepada ibu.
Seorang ibu, menurut Jazir memiliki karakter lemah lembut. Karena sesungguhnya ibu merupakan asisten pendidik yang membantu ayah. Jadi, jika pendidikan semata diserahkan kepada ibu, jangan heran jika keluarga di Indonesia kemudian hanya melahirkan para karyawan.
Dalam rangka mendidik calon pemimpin, secara konkret, Ustadz Jazir menyarankan kepada para ayah untuk (1) membangunkan anak untuk sholat subuh berjamaah, (2) membiasakan anak membaca dan menulis, (3) mengarahkan anak untuk memiliki figur pemimpin, (4) mengajarkan bahasa Inggris kepada anak, (5) menjadi ayah yang berwawasan luas dan bervisi.
Acara yang digelar di Graha Santika Tamansari itu diselenggarakan dalam rangka menyelaraskan peran sekolah dengan orang tua dalam pendidikan anak.
"Pendidikan itu tanggung jawab bersama. Jangan sampai orang tua memasrahkan sepenuhnya tanggung jawab pendidikan kepada sekolah. Untuk kepentingan ini, orang tua-sekolah perlu menyelaraskan pemikiran, melalui forum 'Sekolah Orang Tua ini'," ungkap Kepala RA Ar Raihan, Sugeng Sri Lestari.
Acara yang berlangsung pukul 08.00-11.30 itu menghadirkan 1000-an peserta termasuk di dalamnya orang tua siswa TPA, KBIT, SDIT, dan SMPIT Ar Raihan. Selain itu, acara ini juga dihadiri oleh guru, karyawan, dan pengurus Yayasan Ar Raihan. (mar/sab)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar